Journalism of the Future

Selama ini manusia mulai semakin kreatif dalam mengembangkan teknologi yang ada. Tujuannya tentu tidak lain untuk memudahkan pekerjaan manusia. Dari waktu ke waktu teknologi yang ada menjadi semakin canggih, dan yang paling menonjol tentunya adalah teknologi yang bergerak di media elektronik.
Dulu mungkin gambar di televisi hanya berwarna hitam putih, tetapi dengan semakin majunya teknologi, gambar di televisi sudah mulai berwarna sehingga membantu masyarakat untuk menikmati lebih jauh apa yang disediakan televisi. Selain itu, contoh lainnya, dulu belum adanya internet, masyarakat membutuhkan waktu yang banyak dalam mencari informasi. Sekarang, dengan semakin majunya teknologi, maka ditemukannya internet, sehingga masyarakat menjadi lebih mudah dalam mencari informasi, misalnya, tinggal melalui layanan google.
Perkembangan teknologi yang berpengaruh juga terhadap perkembangan media massa yang ada. Di sini kami membayangkan 10 tahun ke depan, media cetak di seluruh dunia sudah tidak lagi diterbitkan. di samping untuk menghemat bahan baku media cetak yaitu kertas, media cetak kalah pamor dengan media elektronik. Besarnya kebutuhan akan informasi dan tingginya tingkat persaingan, membuat para pelaku media, khususnya media elektronik, terdorong untuk lebih kreatif dan memanfaatkan teknologi yang semakin maju dari waktu ke waktu. khususnya pengembangan dan penyaluran infromasi melalui media online.

10 tahun mendatang, dalam bayangan kami, kegiatan ber-online-ria sudah menjadi kebutuhan manusia. Personal tablet, seperti iPad , pun menjadi barang "wajib punya" dan lumrah dibawa kemana - mana [sudah tidak terlihat asing lagi].



Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut, tersedia jaringan internet gratis yang meliputi seluruh kota di Indonesia. untuk kebutuhan kecepatan internet yang lebih cepat, masyarakat akan dikenai biaya.
Untuk mengimbangi perkembangan teknologi yang semakin cepat, para jurnalis pun dituntut untuk bertindak lebih cepat dan berani dalam mencari berita. hal tersebut dibutuhkan untuk mengimbangi kebutuhan masyarakat akan informasi yang selalu berubah atau bertambah dengan cepat. Dengan turunnya pamor media cetak, koran konvensiaonal pun beralih ke koran elektronik.
Penggunaan personal tablet mempermudah masyarakat untuk men-download bentuk elektronik dari koran konvensional sewaktu - waktu. kontenpun tidak hanya berupa tulisan dan gambar, tetapi juga video.
Citizen Journalism vs Professional Journalism
Selain itu, dalam kegiatan jurnalistik ke depannya, masyarakat juga dapat turut andil dalam penyebaran informasi. Seperti para blogger atau para citizen journalism.
Tidak tertutup kemungkinan ke depannya, masyarakatlah yang akan menyediakan informasi yang akan disiarkan melalui media massa. Misalnya, di suatu tempat ada kejadian helikopter jatuh, maka masyarakat di kota itulah yang akan menyiarkan secara langsung kejadian tersebut ke media massa. Kecepatan jaringan internet pada masa itu akan lebih membantu kegiatan citizen journalism tersebut. Karena itulah, pada masa mendatang, tingkat aktualitas berita akan semakin besar, dengan semakin banyaknya pelaku citizen journalism yang membantu para professional journalism dalam mendapatkan berita yang kemungkinan terlewat oleh mereka. Selain itu, para citizen journalism akan membantu para professional journalism dalam mengembangkan dan menyelami informasi yang diperoleh dari masyarakat.
Interaksi antara citizen journalism dengan professional journalism tersebut memang tidak selalu dapat begitu saja dilakukan. Seperti yang kita tahu, kebanyakan citizen journalism tidak mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan bidang jurnalistik seperti yang didapatkan professional journalism. Oleh karena itu, para professional journalism tidak bisa begitu saja menerima secara mentah – mentah data yang didapatkan para citizen journalism. Para professional journalism harus memilah mana informasi atau berita yang sesuai dengan kaidah – kaidah dankode etik jurnalistik.
Tren adanya citizen journalism tersebut bukan untuk menggantikan peran professional journalism. Citizen journalism dalam menyampaikan informasi atau berita memang bisa dibilang aktual, tetapi belum tentu beritanya objektif, dan benar adanya. Sedangkan professional journalism dituntut untuk bisa menghasilkan berita yang aktual, dilihat secara objektif, dan benar adanya. Oleh karena itu, dengan adanya interaksi atau kerjasama antara keduanya, akan membantu jalannya kegiatan jurnalistik, dengan saling melengkapi.
Situs Jejaring Sosial dalam Persaingan Persebaran Informasi
Dalam perkembangannya, situs jejaring sosial memiliki peranan yang sangat besar dalam penyebaran informasi. Masyarakat memiliki kebebasan penuh untuk mengisi “dunia kecil” yang mereka miliki dan mereka secara sadar atau tidak, menarik perhatian lainnya untuk memasuki “dunia kecil” yang mereka buat. Sebagai “raja” mereka mengisinya dengan berbagai hal yang mereka sukai dan menarik serta menampilkan image yang ingin mereka bangun pada “dunia kecil” itu. misalnya, seseorang yang menyukai sastra cenderung akan meng-update entah status facebook atau twitter dengan tulisan berbau sastra. Jika ia seorang blogger, blog nya cenderung akan dipenuhi berbagai tulisan sastra atau review buku sastra favoritnya.

Kebebasan yang luas itu mendorong para pengguna situs jejaring sosial untuk merambah hal lain dalam penggunaan media sosial tersebut. Masyarakt memliki kepuasan sendiri jika mereka dapat menginformasikan sesuatu yang penting dalam media sosia miliknya. Misalnya pengalaman yang menarik atau mereka menjadi saksi mata atas suatu peristiwa. Kegiatan penyebaran berita itulah yang secara sadar atau tidak telah menjadikan mereka sebagai pelaku citizen journalism. Aspek aktualitas yang besar pada media sosial membuat banyak orang lebih suka memantau perkembangan suatu berita via facebook dan twitter daripada hanya membaca media cetak. Juga, aktualitas yang tinggi itu membuat masyarakat dapat dengan cepat mendapat informasi tentang hal yang sama sekali baru dan belum ada di media massa manapun. Tak hanya pelaku citizen journalism, para jurnalis pun mendapatkan manfaat yang besar atas fenomena jejaring sosial. Dalam pekerjaannya, situs jejaring sosial tidak hanya efektif bagi para jurnalis dalam menyiarkan berita, namun informasi yang ada dapat menjadi sumber yang bagus dalam pencarian berita.

Twitter. Situs microblogging ini menjadi sumber yang sangat berguna bagi para jurnalis untuk mengetahui peristiwa atau topik apa yang sedang hangat dibicarakan masyarakat. untuk selanjutnya topik tersebut akan dikembangkan lebih jauh oleh para jurnalis. Berbagai pengalaman yang di share di twitter dapat menjadi sumber yang bagus bagi para jurnalis untuk dikembangkan menjadi berita yang memang dibutuhkan masyarakat.

Bagi para jurnalis media sosial Twitter memiliki 2 fungsi , yaitu : Spotting trends, yaitu jurnalis dapat mengenali topik apa yang paling hangat dibicarakan di Twitter, baik dalam skala nasional maupun internasional. Jurnalis juga dapat mengetahui berbagai tanggapan dan komentar para pengguna Twitter lainnya atas topik tersebut. Filtering trends, yaitu jurnalis dapat melakukan penyaringan atas berbagai topik yang dibicarakan di Twitter. Jurnalis juga dapat menilai sisi news value topik tersebut. Apakah cukup penting dan menarik untuk dicari tahu lebih jauh atau tidak.

Facebook. Jejaring sosial ini telah menjadi yellow pages terlengkap yang pernah ada karena selain berisi identitas pengguna juga berisi foto, video, dan berbagai informasi yang dapat memudahkan para jurnalis dalam memperoleh atau menghubungi narasumber mereka. Facebook di sini berperan sebagai Reporting tool, yaitu Facebook sebagai alat untuk menyiarkan informasi dan berita. Excellent resource for finding sources, yaitu dengan sifat Facebook yang dapat menyediakan informasi tentang individu maupun kelompok secara lengkap, maka Facebook menjadi sumber yang dapat diandalkan.

posted under |

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Followers


Recent Comments