MAG+, Majalah Ramah Lingkungan

HERNILA DYAH K
210110080263

BERG adalah sebuah perusahaan konsultasi desain, penelitian dan pengembangan teknologi dan strategi, terutama dengan mencari peluang dalam jaringan. BERG bekerja sama dengan Bonnier R & D menjelajahi masa depan majalah digital. Majalah merupakan sekumpulan artikel yang biasa dicetak di atas kertas. Berisi artikel – artikel yang dengan membacanya dapat membuat Anda lupa waktu karena saking seru dan mendalam isinya. Di dalamnya juga terdapat foto - foto dengan tampilan dan warna yang menggoda mata. Intinya, majalah dibentuk untuk menghibur pembaca.

Di Mag+ ini, ditampilkan model majalah baru, yang bukan ditulis dan diterbitkan di atas kertas, melainkan sebuah piranti. Artikel dijalankan dengan scroll baik keatas, kebawah, kekanan maupun kekiri, bukan dengan halaman demi halaman seperti majalah pada umumnya. Layar yang disajikan di Mag+ adalah layar sentuh atau touch screen.


Untuk membalik halaman demi halaman majalah di Mag+, Anda bisa menekan gambar di sebelah kiri layar, kemudian tekan teks di sebelah kanan untuk menyelami lebih jauh artikel yang Anda inginkan.


Perusahaan Desain Kicker Studi di San Fransisco akan membuat prototype fisik Mag+ dalam beberapa bulan mendatang, dimulai akhir tahun 2009 lalu. Bonnier memimpin penelitian dan pengembangan proyek ini. Di blog BERG, dikatakan bahwa akar dari penelitian ini adalah untuk bertujuan melestarikan citra standar majalah dalam bentuk digital, bukan duplikasi PDF atau blog atau membaca pengalaman.
"Konsep ini bertujuan untuk menangkap esensi membaca majalah, yang orang telah menikmati selama puluhan tahun," tulis Björn Jeffery di blog. "Konsepnya menggunakan kekuatan media digital untuk menciptakan sebuah pengalaman yang kaya dan bermakna, sambil tetap mempertahankan fitur santai dan tradisional bentuk majalah yang dicetak." Bonnier tidak tersedia untuk komentar lebih lanjut.
Kedua studio desain yang berfokus pada bagaimana dan mengapa orang membaca majalah. "Kami berfokus pada menciptakan pengalaman membaca santai seperti dengan majalah fisik yang tidak merasa seperti web atau aplikasi," kata Matt Jones, direktur desain di Berg. "Kami juga mempertimbangkan proses produksi dan proses editorial dan melihat bagaimana kami dapat mengkonversi aset ke dalam bentuk digital."



Apabila dianalisis sesuai dengan ajaran Evertt M. Rogers yaitu interactivity, demassified, dan asynchronous, ada beberapa hal yang dapat kita lihat. Di dalam interactivitiy terdapat tiga jenis yaitu human to human, human to systeam, dan systeam to systeam. Yang di maksud dengan human to system di dalam teknologi ini adalah proses di mana pengguna teknologi ini memberikan perintah kepada sistem operasi yang ada di dalam piranti ini. Dari sini dapat diambil contoh saat pembaca meng-klik judul artikel yang diinginkan, maka langsung saat itu juga, system akan membuka artikel yang diinginkan, sesuai judul artikel yang diklik.
Pada system to system, dalam piranti ini dapat dilihat dari bagaimana program yang ada di dalam piranti ini bekerja. dilihat dari demassifiednya, teknologi Mag+ ini mengajak pembaca untuk dengan leluasa memilih – milih majalah apa yang ingin ditampilkan, dan artikel mana yang akan dibaca. Kekuasaan itu semua dipegang oleh para pemilik Mag+, merekalah yang menguasai media massa, bukan media massa yang menguasai mereka, sehingga piranti ini memiliki peluang untuk menjadi piranti yang harus dimiliki. asynchronous, karena pengguna piranti ini tidak selalu membaca halaman yang sama. Semua tergantung dari pengguna mau membaca artikel yang mana.

• Dampak Sosial
Dengan adanya Mag+ ini, dimana konsumen tidak lagi harus keluar rumah untuk membeli majalah setiap minggu atau bulannya, dapat memberi efek negative. Terjadinya kesenjangan social, karena komunikasi interpersonal jadi jarang dilakukan. semisal awalnya ia sering keluar rumah untuk beli majalah, di jalan dia sering bertemu orang, maka terjadilah komunikasi diantara mereka, khususnya konsumen dan penjual. tapi setelah adanya Mag+ ini, pengguna tidak perlu lagi setiap minggu atau bulan keluar rumah untuk membeli majalah, karena dapat langsung dilihat di piranti Mag+. Selain itu, dampak yang dapat dirasakan adalah kesenjangan sosial antara pemilik Mag+ dan yang tidak memiliki, karena melihat dari tekhnologinya, tentunya hanya golongan tertentu yang memilikinya. Namun dilihat dari banyaknya keuntungan terhadap lingkungan, dapat diprediksi bahwa piranti ini dapat menjadi piranti yang akan banyak dimiliki di hampir semua kalangan.

• Dampak Ekonomi
Pernah dijelaskan di kuliah sebelumnya, bahwa dengan adanya piranti – piranti media massa yang tidak menggunakan kertas sebagai bahan dasarnya, maka dengan demikian, perusahaan yang masih menggunakan kertas sebagai bahan dasarnya akan bangkrut, karena piranti yang ramah lingkungan tentu akan lebih banyak dipilih oleh mereka yang memang sadar akan lingkungan. Dengan bangkrut atau tutupnya perusahaan cetak tersebut, maka akan semakin banyak pengangguran. Berlanjut di perusahaan yang juga mulai membuka pikiran bahwa kertas sudah tidak menjadi bahan baku yang efektif, maka akan terjadi persaingan usaha di bidang yang sama seperti Mag+ ini. Perusahaan media beramai - ramai berusaha membuat piranti yang lebih canggih dari Mag+ ini.



REFERENSI :
http://berglondon.com/
http://berglondon.com/blog/2009/12/17/magplus/
http://creativity-online.com/news/bonnier-and-berg-reimagine-emags-with-mag/141138
http://www.bonnier.com/en/content/digital-magazines-bonnier-mag-prototype
http://www.youtube.com/watch?v=iAZCr6canvw&feature=related

posted under |

2 komentar:

Anonim mengatakan...

q c gag akan terlalu berkomentar banyak,tp menurutq mag+ ne sudah cukup bagus mengingat kebutuhan dunia yang sangat besar akan kertas,banyangkan ja dari mulai kita bngun pagi sampai tidur lgi kita pasti membutuhkan kertas,misalkan saja tissue,buku,dsb. klo mag+ ne bsa msuk&berkembang di masyarakat dunia,sudah pasti produksi kertas dari serat kayu akan berkurang,sehingga hutan2 di indonesia pun akan semakin lestari...
ehm knapa q ngomong hutan di indonesia,,ne karena menurut salah satu wacana yang q bca di internet dsitu diketik bahwa 60% oksigen didunia itu disuplai oleh hutan indonesia dan brasil...karna tu kita q harap produk2 sjenis mag+ ne bsa sgera masuk + berkembang pesat...
klo soal pabrik2 kertas yang akan bangkrut tersebut,,menurutq tu adlah sebuah pengorbanan yang pantas untuk menjaga keasrian hutan2 qta...

pip mengatakan...

secara ilmiah memang bagus untuk kelestarian hutan kita.
tpi nampaknya Mag+ ini diperuntukkan bagi negara negara yang memang maju dalam segi teknologi maupun keuangan
mungkin status sosial sangat berpengaruh dalam produk ini.
biaya dan sosialisasi yang rumit bakal menyusahkan mereka yang belum mempunyai
"kemampuan"

toh, kalo memang terjadi, dan pabrik kertas terancam bangkrut.
nampaknya saya bakalan sulit membayangkan nasi pecel dibungkus pake apa.

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Followers


Recent Comments